Pagelaran Wayang Kulit dalang Ki Seno Nugroho

Administrator 19 September 2017 09:22:44 WIB

Pada Kamis Pahing (Malam Jumat Pon), 14 September 2017 bertempat di Pendopo Balai Desa Tirtosari diadakan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk, dengan menghadirkan Dalang Kondang Ki Seno Nugroho. Mengambil Lakon Banyu Perwitasari dengan bintang Tamu Waluyo dari Gunungkidul dan Titik dari Kulon Progo. Acara dihadiri Bapak Drs. Pambudi Mulya, Anggota DPRD Bantul Fraksi PDIP, Camat Kretek Bapak Harso Wibowo, S.H., M.Si., beserta jajarannya, Danramil Kretek Bapak Kapten Wardani, Kapolsek Kretek Bapak Kompol Salim, Lurah desa Tirtomulyo dan segenap Tokoh Masyarakat & Tokoh Agama desa Tirtosari serta segenap Warga Desa Tirtosari dan sekitarnya.

Pagelaran Wayang Kulit merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT, dan memberi hiburan gratis kepada warga desa Tirtosari, juga merupakan ungkapan rasa terima kasih pemerintah desa Tirtosari kepada segenap warga desa Tirtosari yang telah berperan aktif saat lomba desa pada tanggal 16 April 2017 sehingga desa Tirtosari berhasil meraih Juara Harapan I (urutan 4) se kabupaten Bantul. Acara berlangsung meriah, mulai jam 21.00 dan berakhir pukul 04.00 WIB. Ki dalang Seno Nugroho membawa wiyaga (penabuh gamelan) sebanyak 40 orang dan sinden 9 orang. Lakon Banyu Perwitasari mengisahkan:

Bima atas perintah gurunya (Durno) mencari “Banyu Perwitasari”. Dalam perjalanan mencari air kehidupan, Bima menuju hutan Tikbrasara (berarti landeping cipta) yang terletak di gunung ReksaMuka (yang artinya Mata). Di hutan ini Bima dihadang oleh dua raksasa Rukmuka (berarti kamukten) dan Rukmokala (yang berarti Kamulyan). Bima mampu mengalahkan ke dua raksasa itu.

Untuk memperoleh “inti sari pengetahuan sejati” (Perwitasari), Bima harus melalui samadi (yang dilambang dengan hutan Tibaksara dan gunung Reksomuka =Mata/pemahaman yang mendalam). Bima tidak bisa mencapai titik penyatuan mata batin dalam samadi kalau tidak ‘membunuh’ pikiran tentang kamukten dan kamulyan.

Kisah selanjutnya, Bima tahu bahwa air ‘perwitasari’ tidak terletak di hutan Tikbrasara yang ada di gunung Reksamuka, tetapi di dasar samudera. Maka perjalanan dilanjutkan ke dasar samudra (samudra pangaksama=pengampunan). Dalam samudra bertarung dengan naga (symbol kejahatan/keburukan) dan Bima berhasil membunuhnya.

Untuk memperoleh air perwitasari tidak cukup dengan membuang kamukten dan kamulyan tetapi harus juga berani mengampuni kepada orang-orang yang bersalah dan membunuh kejahatan yang ada dalam dirinya (masuk samudra pengampunan dan membunuh naga kejahatan).

Setelah melampaui berbagai rintangan, akhirnya Bima ketemu Dewaruci, yang persis dengan dirinya namun dalam ukuran kecil. Bima masuk ke badan Dewaruci melalui telinga kanan dan di dalam diri Dewaruci, Bima melihat seluruh isi semesta alam.

Bima dengan samadi secara benar : menutup mata, mengatur nafas, konsentrasi dengan pikiran dan perasaan yang bersih (Cipta Hening). Dalam samadi ini, Bima menerima Terang atau wahyu sejati dalam samadi: “manunggaling kawula gusti”, kesatuan manusia dengan Tuhan. Dalam jati diri terdalam, manusia bersatu dengan Tuhan. Kemanunggalan ini yang menjadikan manusia mampu melihat hidup yang sejati. Dalam istilah kejawen: Mati sakjroning urip, urip sakjroning mati. Inilah perjalanan rohani untuk masuk dalam “samudera menanging kalbu”.

 

Sumarjo, Carik Desa

Dokumen Lampiran : Pagelaran Wayang Kulit dalang Ki Seno Nugroho


Komentar atas Pagelaran Wayang Kulit dalang Ki Seno Nugroho

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

KALENDER

Pengumuman

Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Mbangun Desa

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License