Pembuatan dan Pembinaan Teknis Hidroponik di Desa Tirtosari, Kretek, Bantul

Administrator 05 Agustus 2017 20:45:44 WIB

Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan pertanian yang luas. Mata pencaharian utama masyarakat Indonesia adalah petani sehingga dapat dikatakan sebagai negara agraris. Pada Februari 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 31,74 persen angkatan kerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian (Kompas, 2016). Kekayaan alam Indonesia tidak perlu diragukan lagi terdapat berbagai jenis keanekaragaman hayati. Namun, berbagai kelebihan yang ada masyarakat masih belum dimanfaatkan dengan maksimal. Sehingga meski memiliki lahan yang luas dan kesuburan tanah yang bagus Indonesia masih harus mengimpor berbagai bahan pangan. Beberapa bahan pangan yang diimpor Indonesia antara lain beras, jagung, kedelai, dan garam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan petani di Indonesia tentang pengolahan lahan. Alat dan mesin pertanian yang mash minim teknologi, pengetahuan pengendalian hama dan penyakit yang kurang, tempat penyimpanan yang tidak maksimal, dan alih fungsi lahan pertanian.

Bisa dikatakan Indonesia masih belum mampu untuk mandiri dalam hal pangan, karena banyak komoditi/bahan pangan yang harus diimpor demi memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Hal ini diperparah dengan menyusutnya lahan pertanian karena terjadi alih fungsi lahan  dari pertanian menjadi industri, permukiman, hingga fasilitas instansi pemerintah (Republika, 2016). Lahan pertanian di daerah perkotaan hampir tidak ada, sedangkan di desa meski masih banyak tetapi masih belum mampu memenuhi kebutuhan lokal. Karena hilangnya lahan pertanian di perkotaan maka muncul inovasi bertani yang memanfaatkan lahan sempit, tetapi mampu menghasilkan tanaman yang tumbuh baik dan beragam seperti vertikultur, aquaponik, dan hidroponik. Penerapan sistem ini di pedesaan biasanya berkaitan dengan pemanfaatan pekarangan rumah. Di desa Tirtosari, Kretek, Bantul sudah mulai diterapkan sistem hidroponik untuk optimalisasi pekarangan rumah yang di inisiasi oleh tim KKN PPM UGM 2017.

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan nutrisi bagi tanaman. Terdapat beberapa tujuan mengapa diperlukan inisiasi dalam penerapan sistem hidroponik, yaitu membantu Indonesia menjadi negara yang mandiri dalam pangan, mengoptimalkan lahan pekarangan rumah, dan pemanfaatan barang-barang bekas. Selain itu, kebiasaan menanam di rumah diharapkan mampu mengatasi masalah perubahan harga bahan pangan secara mendadak. Pembuatan sistem hidroponik di desa Tirtosari, Kretek, Bantul dilakukan di empat pedukuhan sebagai percontohan yaitu Tegaltapen, Buruhan, Mulekan II, dan Galan. Pembuatan hidroponik dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol minuman, dan pipa-pipa PVC yang sudah tidak dimanfaatkan warga sehingga dalam pembuatannya tidak memerlukan biaya yang banyak.

Hidroponik memiliki beberapa kelebihan dibanding bercocok tanam di sawah yaitu penggunaan lahan yang lebih efisien, tanaman berproduksi tanpa menggunakan media tanah, kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan bersih, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, dan pengendalian hama dan penyakit yang lebih mudah. Kelemahan sistem hidroponik terletak pada biaya pengadaan yang mahal dan perawatan lebih sulit karena tanaman tidak memiliki daya tahan tinggi terhadap perubahan cuaca secara mendadak. Namun, beberapa kelemahan seperti biaya yang mahal dan daya tahan terhadap cuaca dapat diminimalisir dengan pemanfaatan barang-barang bekas dan pembuatan dom untuk merekayasa cuaca dan meminimalisir gangguan dari luar.

 

Penulis : Arifudin Ghofur    Editor : Suci A. Ginita

Tim KKN PPM UGM 2017

Komentar atas Pembuatan dan Pembinaan Teknis Hidroponik di Desa Tirtosari, Kretek, Bantul

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

KALENDER

Pengumuman

Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Mbangun Desa

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License