Penanganan Masalah Sampah di Desa Tirtosari

Administrator 11 Juli 2017 10:34:07 WIB

Permasalahan sampah merupakan masalah yang biasa di mata masyarakat, namun hal ini memiliki dampak yang besar bagi perusakan ekosistem dunia di masa yang akan datang. Sampah rumah tangga biasanya diklasifikasikan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang cepat terurai menjadi bahan berguna, misalnya rumput dan dedaunan yang dibusukkan untuk menjadi pupuk tanaman. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang lama terurai, seperti plastik, besi, dan beberapa bahan-bahan rumah tangga lainnya.

Masyarakat Desa Tirtosari telah mahir dalam hal pemanfaatan sampah organik untuk membuat pupuk kompos yang berguna untuk pertanian. Lain dengan masalah sampah anorganik yang menjadi suatu masalah besar yang masih dipandang sebelah mata. Contohnya seperti kebiasaan membuang sampah ke sungai atau membakarnya. Hal ini bisa saja diterapkan pada masyarakat zaman dahulu yang belum memiliki wawasan lingkungan yang baik. Tetapi  sudah sepantasnya untuk kita, masyarakat di zaman modern ini, lebih paham mengenai dampak-dampak negatif dari pembuangan sampah ke sungai atau dibakar menjadi abu. Dampak negatif dari pembuangan sampah ke sungai bisa terlihat nyata ketika memasuki musim hujan karena sampah-sampah tersebut akan menutup jalur aliran sungai, sehingga bisa mengakibatkan terjadinya peluapan sungai yang berujung pada terjadinya banjir.

Di sisi lain, dampak negatif dari pembakaran sampah-sampah anorganik memang tidak terlihat secara langsung. Namun gas atau asap dari pembakaran sampah ini akan mengakibatkan peningkatan pemanasan global yang akan berujung pada pencairan es di kutub utara. Akibatnya, volume air laut akan bertambah melebihi daratan dan akan merusak siklus kehidupan alam maupun makhluk hidup. Peningkatan pemanasan global juga menyebabkan penipisan lapisan ozon. Jika lapisan ozon menipis maka akan terjadi kebocoran yang berdampak pada masuknya zat-zat beracun dan benda-benda angkasa luar yang bisa saja jatuh hingga ke permukaan bumi. Dampak-dampak tersebut merupakan hal-hal umum yang dapat terjadi jika perilaku membuang sampah di sungai dan pembakaran sampah terus berlanjut, belum termasuk dampak-dampak negatif lainnya yang belum kita sadari.

Melihat masalah sampah di desa ini, kami, mahasiswa KKN-PPM UGM 2017, yang sedang melangsungkan kegiatan KKN-PPM di pedukuhan Pangkah, Mulekan II, Tegaltapen dan Buruhan melakukan musyawarah untuk mengatasi masalah ini. Pada umumnya, rumah-rumah warga di Desa Tirtosari telah memiliki tong sampah, namun perilaku yang dilakukan setelah pengumpulan sampah ini adalah membuangnya ke sungai atau langsung membakarnya. Oleh sebab itu, dari hasil diskusi, kami menemukan letak kelemahan sistem pengelolaan sampah desa, yakni:

  1. Tingkat kesadaran dari semua elemen masyarakat Desa Tirtosari dalam memperhatikan masalah sampah, masih kurang. Hal ini terbukti dengan tidak ada cara pengelolaan atau sistem lain yang diterapkan selain membuang sampah tersebut ke sungai, atau langsung membakarnya. Di arena pemerintahan juga mengatakan kalau sudah menerapkan larangan membuang sampah di sungai, tetapi menemukan masalah yang sama yakni masyarakat masih saja membuang sampah di sungai.
  2. Sistem pengelolaan sampah anorganik belum sama sekali dijamah oleh pihak pemerintahan. Hal ini terbukti dengan larangan mereka kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai, tetapi solusi agar warga tidak membuang sampah di sungai tidak ada.
  3. Sarana-prasarana yang mendukung dalam hal pengelolaan sampah anorganik ini sendiri masih belum tersedia memadai.

Inti dari permasalahan tersebut telah terlihat bahwa desa ini membutuhkan pengelolaan yang sistematis untuk mengatasi masalah sampah. Berikut adalah solusi pengelolaan sampah yang sistematis yang akan diterapkan di Desa Tirtosari.

  • Pihak kelurahan bersama dengan mahasiswa KKN-PPM UGM 2017 akan mendatangkan tong sampah yang rencananya akan diletakkan di setiap perwakilan RT di tujuh pedukuhan.
  • Pihak mahasiswa telah berdiskusi dengan pihak pedukuhan, kelurahan, dan kecamatan terkait masalah sampah di Desa Tirtosari. Berikut hasil diskusinya:
  1. Pihak pedukuhan menyetujui pengadaan tong sampah di setiap RT ini dengan sistem, sampah dari setiap rumah, akan diambil oleh petugas ronda malam di setiap RT dan membawanya ke tong sampah RT tersebut. Selanjutnya diusahakan agar terdapat pembagian dana arisan atau jimpitan, yang digunakan untuk membiayai para petugas ronda malam ini untuk menjalankan tugasnya sesuai amanat yang diberikan.
  2. Pihak kelurahan telah menyetujui rencana pengadaan 1 buah tossa di Desa Tirtosari yang akan dianggarkan untuk RAB tahun depan, dengan target, tossa ini akan digunakan untuk mengambil sampah di setiap titik pengumpulan sampah pada masing-masing RT, dan membuangnya ke bak sampah bervolume sekitar 5.040.250 cm3 yang sesuai target akan dibangun oleh mahasiswa KKN-PPM UGM 2017 pada tanggal 13 Juli 2017 nanti di pojok Pasar Petung. Selanjutnya pihak masyarakat yang bersedia untuk membawa tossa tersebut, akan digaji oleh pihak desa sehingga pembawa tossa ini akan menjalankan tugasnya sesuai amanat yang diberikan.
  3. Pihak kecamatan telah menyetujui rencana pengadaan mobil angkut sampah di Desa Tirtosari, melalui pengajuan proposal yang disahkan pihak kelurahan, kecamatan, dan dilanjutkan ke kabupaten. Dukungan dari pihak kecamatan, kelurahan, masyarakat, maupun mahasiswa sendiri dalam menangani masalah sampah ini sangat besar. Pihak kecamatan siap melancarkan segala prosedur administrasi biar pengadaan mobil angkut sampah yang ditargetkan akan ada pada tahun depan ini terealisasikan. Mobil angkut sampah ini, nantinya akan mengambil sampah secara berkala dalam seminggu di titik pengumupulan sampah Desa Tirtosari yang berasal dari tiap RT masing-masing pedukuhan yang telah dikumpulkan di Pasar Petung.
  4. Pihak mahasiswa sendiri telah melakukan pendekatan ke pihak kelurahan, pedukuhan, dan RT, serta masyarakat di desa ini secara formal maupun non formal dalam hal mengajak masyarakat untuk membuang sampah di tempatnya agar sistem yang diterapkan ini dapat berjalan sesuai target yang direncanakan, yakni Desa Tirtosari yang makmur dan bersih dari sampah, serta terstruktur sehingga setiap pihak dapat melakukan tugasnya demi tercapainya tujuan ini.

Jika seluruh elemen masyarakat Desa Tirtosari menjalankan tugasnya sesuai sistem penanganan sampah di Desa Tirtosari sesuai dengan sistem, maka lingkungan  dan makhluk hidup di sekitar akan berjalan seimbang dan kita berkontribusi dalam menjaga kelestarian serta memperpanjang umur bumi, setidaknya 1 tahun lagi.

Oleh sebab itu, untuk memenuhi target tersebut, kami selaku mahasiswa KKN-PPM UGM 2017 dengan hormat mengajak seluruh elemen masyarakat Desa Tirtosari untuk bersama memiliki rasa tanggung jawab akan pentingnya penanganan masalah sampah ini, sehingga sistem pengelolaan sampah yang sudah disepakati oleh seluruh pihak yang terlibat dapat berjalan sesuai tujuan mulia yakni Desa Tirtosari makmur dan bebas dari sampah.

Penulis: Marthen G, Editor: Janitra H dan Suci A. Ginita

Tim KKN-PPM UGM 2017

Komentar atas Penanganan Masalah Sampah di Desa Tirtosari

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

KALENDER

Pengumuman

Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Mbangun Desa

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License